LAMANINDO.COM, BUSEL– Dalam upaya menuntaskan penanganan stunting di Kabupaten Buton Selatan (Busel), sejumlah cara tengah digalakan. Kali ini, Pemerintah Bumi Gajah Mada itu tengah mempersiapkan sejumlah program strategis yang terintegrasi dan berkenaan dengan semangat penurunan angka Stunting (kekerdilan, red) hingga menyentuh angka 15 persen sesuai amanat oleh Pemerintah Pusat.
Penjabat (Pj) Bupati Busel, La Ode Budiman menuturkan, kasus Stunting di Kabupaten Busel merupakan kasus yang terbilang cukup menyita perhatian. Betapa tidak, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), Busel berada di posisi tertinggi kasus kekerdilan dengan persentase 45,2 persen .
“Kalau kita berbicara berdasarkan hasil survei, prevelensi stunting di tahun 2021, kita berada di posisi 35,7 persen. Dan ini adalah tanggung jawab semua pihak, bukan hanya Pemkab Busel semata,” tuturnya.
Kata Budiman, dalam menurunkan angka stunting di Bumi Gajah Mada bukanlah perkara yang mudah seperti membalikkan telapak tangan. Melainkan dibutuhkan komitmen seluruh pihak dan peran aktif semua stakeholder untuk berkontribusi aktif dalam mencapai target nasional yakni 15 persen.
“Di tahun 2022 kita targetkan angka stunting kita akan menurun hingga di posisi 30 persen. Sementara tahun 2023 nantinya kita meyakini kasus kekerdilan di Buton Selatan ini akan turun menjadi 26 persen dan 24 persen di tahun 2024,” ujarnya.
Dalam kasus stunting tersebut lanjut Budiman, ditandai dengan pertumbuhan anak yang lambat bahkan tumbuh pendek atau kerdil. Dimana akan beresiko dengan kesulitan belajar, kemampuan kognitifnya lemah, mudah lelah, dan tidak lincah dibandingkan anak-anak lain seusianya.
“Pemkab Busel akan memberikan intervensi anggaran yang begitu besar agar stunting ini dapat menurun demi generasi Busel yang sehat dan berkualitas. Dan kami tekankan setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk melakukan sinkronisasi program dinas dengan upaya penurunan angka stunting di daerah,” jelasnya.
Diungkapkan Budiman, selain di tingkat daerah dengan peran masing-masing OPD, pihaknya juga meminta para kepala desa se-Kabupaten Busel untuk memporsikan sebagian dana desa untuk penanggulangan kasus yang menyerang daya tahan tubuh anak. Selain itu pula, para kader di tingkat desa selalu melakukan pemantauan bagi para penderita dan yang beresiko stunting.
“Para kader di desa segera mencatat para penderita dan yang beresiko terkena stunting agar dilaporkan. Setidaknya, kita bisa mencegah kasus tersebut dengan memberikan perlakuan lebih dan asupan gizi yang cukup demi generasi emas Bumi Gajah Mada,” demikian Budiman. (adm)