LAMANINDO.COM, BUSEL– Stunting merupakan isu yang menjadi perhatian serius pemerintah saat ini. Pemerintah Pusat hingga pemerintah daerah fokus untuk menangani penyakit yang menyerang tumbuh kembang anak ini.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2020 sesuai Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019 prevalensi stunting di Indonesia tergolong tinggi yakni berada pada posisi 27,67 persen. Pada tahun 2020 mampu ditekan hingga turun menjadi 24,4 persen. Berdasarkan trend tersebut pemerintah menargetkan angka stunting di Indonesia pada tahun 2025 nanti tinggal 14 persen dan generasi emas tahun 2029.
Pada akhir 2022 lalu, di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Kabupaten Buton Selatan (Busel) berada di posisi ketiga tertinggi angka prevalensi stuntingnya yakni berada diangka 32,6 persen. Atas kondisi ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Busel terus bekerja keras untuk menekan stunting.
Bahkan Pj. Bupati Busel, La Ode Budiman telah mengeluarkan sejumlah “jurusnya” untuk menekan angka stunting demi terwujudnya generasi emas Busel tahun 2029.
Pj. Bupati Busel, La Ode Budiman mengatakan, upaya menurunkan angka stunting di Bumi Gajah Mada tidak semudah membalik telapak tangan. Penanganan penyakit yang menyerang tumbuh kembang anak ini membutuhkan komitmen bersama seluruh pihak dan peran aktif semua stakeholder untuk berkontribusi aktif guna terwujudnya target nasional yakni 14 persen di tahun 2025.
“Sementara di Buton Selatan, pada tahun 2022 lalu prevalensi stunting berhasil kita tekan hingga diangka sekitar 30 persen. Dan tahun 2023 ini kita targetkan prevalensi stunting di Buton Selatan bisa turun menjadi 26 persen dan 24 persen di tahun 2024. Namun demikian target ini bisa terwujud jika semua stakeholder, khususnya di tingkat organisasi perangkat daerah (OPD) mampu membangun kolaborasi dengan mendorong program-program yang bersentuhan langsung dengan upaya penurunan angka stunting di daerah,” ungkapnya.
Selain di tingkat daerah dengan peran masing-masing OPD, lanjut Budiman, peran pemerintah desa juga sangat penting. Oleh karena itu pihaknya juga telah mendorong agar para kepala desa se- Busel untuk memporsikan sebagian dana desa untuk penanggulangan stunting. Selain itu pula, kader-kader di tingkat desa selalu melakukan pemantauan bagi para penderita dan yang beresiko terserang Stunting.
“Para kader di desa segera mencatat para penderita dan yang beresiko terkena Stunting akar dilaporkan. Setidaknya kita bisa mencegah kasus tersebut dengan memberikan perlakuan lebih dan asupan gizi yang cukup demi terwujudnya generasi emas Buton Selatan,” paparnya. (red)