LAMANINDO.COM, BAUBAU- Tak bisa dipungkiri produksi sampah di Kota Baubau perhari mulai 80 – 100 ton dimana 70 persen diantaranya sampah organic.
Di Kawasan Pasar Tradisional Wameo misalnya mencapai 6 (enam) Kontainer perhari yang didominasi sampah organic.
Aktivitas perdagangan di Pasar Wameo memang ramai dan padat karena pedagang bukan saja warga Baubau namun dari Kabupaten terdekat.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Baubau Halfia Hamiru mengungkapkan, sampah di Pasar Wameo saja capai 18 ton, sekali muat mencapai 6 kontainer.
“Dalam jadi satu container muat 3 ton, jadi sampah di pasar wamoe saja 18 ton,” ungkapnya.
Sementara pasar lainnya yang juga tak luput dari gunungan sampah di Karya Nugraha dan Pasar Laelangi perhari rata-rata 2 – 3 kontainer.
Melihat kondisi tersebut, Pemerintah memikirkan langkah positif untuk mereduksi sampah dengan mengolahnya menjadi komposter.
“Saya sedang minta ke Dinas Perdagangan untuk menyiapkan lahan di Pasar untuk kami tempatkan alat untuk pengolahan sampah organic, kita giling disana (Wameo) biar jadi kompos, kebetulan alat tahun lalu masih ada,” tambahnya.
Program tersebut menjadi prioritas Dinas Lingkungan Hidup untuk menciptakan pasar sehat di Kota Baubau. Pasar Wameo akan menjadi pilot project sebagai Pasar tradisional terbesar di Baubau. Setelah berhasil beberapa pasar lainnya juga ditempat alat serupa.
Halfia menyebutkan akan menempatkan satu pekerja yang bertugas menggiling sampah organic warga menjadi pupuk kompos. Dengan program terintegrasi tersebut sampah organic di pasar tidak perlu menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
DLH bakal menerapkan pengolahan sampah dengan prinsip 3 R (Reduce, Reuse dan Recycle) di Pasar Wameo.(adm)