LAMANINDO.COM–Suasana penuh haru menyelimuti Bandara Betoambari, Rabu (28/5/2025) sore. Isak tangis dan pelukan perpisahan mewarnai keberangkatan 85 jemaah calon haji (JCH) dari Kabupaten Muna, Buton Selatan, dan Buton.
Diiringi doa dan linangan air mata, satu per satu jemaah melangkah mantap menuju pesawat Airbus Super Air Jet yang akan membawa mereka ke Embarkasi Makassar—gerbang awal menuju Tanah Suci.
Bagi keluarga yang mengantar, momen ini menjadi campuran antara bahagia dan haru. Tangis pun pecah di pelataran bandara saat pesawat mulai bersiap tinggal landas. Ini bukan sekadar keberangkatan biasa, tetapi langkah spiritual menuju Baitullah yang telah lama dinanti.
Pemberangkatan ini merupakan bagian dari gelombang keberangkatan jemaah dari enam kabupaten/kota di Kepulauan Buton. Sebelumnya, 20 jemaah asal Muna Barat telah diberangkatkan pada Jumat (23/5), disusul 143 jemaah dari Kota Baubau pada Senin (26/5), dan 34 jemaah dari Buton Tengah pada Selasa (27/5). Total, sebanyak 282 jemaah telah diberangkatkan via Bandara Betoambari.
Namun, tahun ini terasa istimewa. Untuk pertama kalinya, para jemaah diberangkatkan menggunakan pesawat Airbus Super Air Jet, menggantikan pesawat ATR Wings Air yang selama ini digunakan. Perubahan ini memberikan kenyamanan dan efisiensi lebih dalam perjalanan, mengurangi waktu tempuh dan meningkatkan pengalaman jemaah.
Gubernur Sulawesi Tenggara Andi Sumangeruka bersama Wakil Gubernur Hugua, serta Wali Kota Baubau Yusran Fahim dan Wakil Wali Kota Wa Ode Hamsinah Bolu, mendapat apresiasi tinggi atas keseriusan mereka meningkatkan kualitas pelayanan jemaah. Komitmen pemerintah daerah membuahkan hasil nyata yang sangat dirasakan masyarakat.
Kepala UPBU Betoambari Baubau, Anas La Bakara, menyebut Bandara Betoambari kini menjadi simpul penting penerbangan di wilayah Kepulauan Buton.
“Letaknya sangat strategis, kabupaten sekitar bisa menjangkaunya dalam waktu paling lama tiga jam. Alhamdulillah, bandara ini kini menjadi pintu gerbang keberangkatan jemaah haji ke Embarkasi Makassar,” ujar Anas saat ditemui di terminal keberangkatan.
Langkah ini menjadi tonggak sejarah baru dalam pelayanan haji di Sulawesi Tenggara. Tidak hanya mempercepat proses, tapi juga menghadirkan kebanggaan bagi masyarakat Kepulauan Buton.
Di tengah gemuruh mesin pesawat yang mulai mengudara, doa-doa terbaik pun mengalir dari tanah kelahiran, mengiringi mereka yang akan menunaikan rukun Islam kelima.