Sabtu , 26- Juli - 2025
BerandaDAERAHButon SelatanSelangkah Lagi Dua Tradisi Masyarakat Siompu Buton Selatan Masuk Warisan Budaya Nasional

Selangkah Lagi Dua Tradisi Masyarakat Siompu Buton Selatan Masuk Warisan Budaya Nasional

LAMANINDO.COM, BATAUGA – Kabupaten Buton Selatan kembali menorehkan prestasi di bidang pelestarian budaya daerah. Dua dari empat usulan Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) yang diajukan ke Kementerian Kebudayaan RI berhasil lolos seleksi nasional dan saat ini tengah dalam tahap penilaian di Jakarta.

Kepala Dinas Kebudayaan Buton Selatan, La Ode Haerudin mengungkapkan, sejak Maret 2025 pihaknya mengusulkan empat elemen budaya untuk diakui sebagai WBTb, yaitu Kariyaa Liwu Burangasi, Simpowine Songia, Tari Fomani, dan Meta’ua.

“Dari empat usulan tersebut, dua yang lolos seleksi nasional yaitu Tari Fomani dan Meta’ua. Keduanya saat ini dalam proses penilaian lanjutan di tingkat pusat,” ujar Haerudin saat ditemui dalam acara adat Pekande-kandea di Rumah Jabatan Bupati Buton Selatan, belum lama ini.

Berakar dari Tradisi Siompu

Kedua elemen budaya yang lolos seleksi tersebut berasal dari wilayah Kecamatan Siompu. Tari Fomani merupakan tarian perang yang diyakini berakar dari masa Kerajaan Majapahit. Tarian ini mengekspresikan keberanian dan semangat juang para prajurit. Sementara Meta’ua adalah sebuah ritual adat yang mengandung nilai-nilai kebersamaan dan rasa syukur, biasanya ditandai dengan prosesi makan bersama seluruh warga.

Sebelumnya, Kementerian Kebudayaan RI sempat meminta penyempurnaan dokumen untuk dua elemen tersebut. Perbaikan telah dilakukan dan dokumen lengkap diserahkan kembali pada 10 Juli 2025.

Sebagai bagian dari upaya promosi budaya daerah, Tari Fomani juga dijadwalkan tampil dalam ajang Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) yang akan digelar di Yogyakarta. Acara tersebut diikuti oleh 75 daerah dari seluruh Indonesia, termasuk empat daerah dari Sulawesi Tenggara: Kota Baubau, Kabupaten Muna, Buton Utara, dan Buton Selatan.

Upaya Pelestarian Budaya Daerah

Haerudin menambahkan, tahun 2025 merupakan kali pertama Buton Selatan mengajukan WBTb ke tingkat nasional. Prosesnya dinilai cukup menantang karena pengumpulan dokumen memerlukan data sejarah, pelaku budaya, serta penutur tradisi yang terkadang sudah langka.

“Ini adalah langkah penting dalam menjaga warisan budaya lokal. Kami berharap pengakuan ini bisa memicu semangat masyarakat, khususnya generasi muda, untuk terus melestarikan kekayaan budaya Buton Selatan,” tandasnya. (sr)

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Populer

Kalau mau Copy, Baca AL-Fatihah 7X