Rabu , 24- September - 2025
BerandaNASIONALWamen ATR/BPN: Taruna STPN Harus Punya Integritas, Profesionalisme, dan Empati

Wamen ATR/BPN: Taruna STPN Harus Punya Integritas, Profesionalisme, dan Empati

LAMANINDO.COM, JAKARTA – Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional (Wamen ATR/Waka BPN), Ossy Dermawan, menegaskan pentingnya pembentukan karakter dan kepemimpinan bagi Taruna/i Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN). Hal tersebut ia sampaikan saat menutup kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Taruna Baru (PKKTB) Program Diploma IV Pertanahan Tahun 2025, Kamis (11/9/2025).

Dalam arahannya, Ossy menekankan bahwa STPN tidak hanya menjadi tempat menuntut ilmu, tetapi juga wadah pembentukan karakter, kepemimpinan, serta pengabdian kepada bangsa dan negara.

“STPN ini bukan sekadar proses menuntut ilmu, melainkan juga pembentukan karakter dan kepemimpinan, serta menjadi panggilan pengabdian kita kepada bangsa dan negara,” kata Ossy secara daring.

Menurutnya, insan pertanahan dan tata ruang memiliki tanggung jawab lebih dari sekadar membagikan sertipikat tanah. Mereka dituntut untuk bekerja dengan prinsip integritas dan karakter yang kuat dalam melayani masyarakat.

“Taruna STPN nantinya tidak hanya mempelajari teknis dan hukum pertanahan, tetapi juga filosofi, nilai keadilan, serta tanggung jawab moral. Sebagai calon profesional dan pemimpin di bidang agraria, kalian dituntut memiliki kompetensi, integritas, dan keberpihakan kepada rakyat,” tegasnya.

Ossy kemudian menitipkan tiga nilai utama yang perlu dipegang teguh oleh seluruh Taruna/i STPN. Pertama, integritas, yang ia sebut sebagai modal utama dalam menjalankan tugas. “Tanpa integritas, ilmu setinggi apa pun bisa disalahgunakan. Integritas berarti jujur, tidak menyalahgunakan wewenang, dan setia kepada amanat rakyat,” jelasnya.

Kedua, profesionalisme, yakni kemampuan menguasai aspek teknis, hukum, serta tata ruang dengan baik. “Dengan profesionalisme, kepercayaan rakyat akan tumbuh,” lanjut Ossy.

Ketiga, empati, yang menurutnya sangat penting untuk melengkapi dua nilai sebelumnya. “Integritas dan profesionalisme tidak cukup. Empati akan membuat ilmu kita tidak kering sehingga dalam mengambil keputusan, kita akan tetap mengutamakan kebaikan dan kebenaran,” pungkasnya. (jr/rt/sr)

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Populer

Kalau mau Copy, Baca AL-Fatihah 7X