LAMANINDO.COM, BATAUGA – Bupati Buton Selatan, Muhammad Adios, meminta seluruh pihak yang terlibat dalam Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) agar mengutamakan keamanan dan kualitas makanan. Hal ini ditegaskannya menyusul maraknya kasus keracunan makanan yang menimpa siswa di sejumlah daerah.
“Kita harus safety di bidang makanan ini. Jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” ujar Adios, Selasa (16/9/2025).
Menurutnya, MBG merupakan program prioritas nasional yang masuk dalam Asta Cita Presiden RI, Prabowo Subianto. Karena itu, baik pihak ketiga maupun dapur umum pengelola makanan diminta lebih selektif dalam menyortir bahan baku serta memastikan standar kebersihan dan sanitasi.
Program MBG di Kabupaten Buton Selatan ditargetkan menyasar sekitar 2.000 siswa mulai dari tingkat taman kanak-kanak (TK) hingga sekolah menengah atas (SMA). Namun, hingga kini baru enam sekolah di wilayah daratan yang menerima distribusi makanan bergizi.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Buton Selatan, La Hardin menjelaskan, kebutuhan makanan untuk enam sekolah tersebut ditangani melalui tiga dapur umum yang disiapkan pemerintah daerah. Ia mengakui pendistribusian di Kecamatan Batauga baru berjalan belakangan karena kepengurusan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SP2G) di wilayah Sampolawa dan Lapandewa lebih dahulu rampung.
“Untuk wilayah kepulauan belum tersentuh sebab pelaksanaan MBG dilakukan secara bertahap. Selain itu, masih terkendala anggaran dan administrasi SP2G,” terang Hardin.
Ia menambahkan, cakupan MBG di Buton Selatan saat ini baru menyasar peserta didik. Adapun bayi, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui belum termasuk dalam penerima manfaat.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Buton Selatan, Awaludin, menekankan pentingnya pengawasan dalam tiga aspek utama MBG, yakni pengolahan, kesiapan makanan, dan distribusi.
“Persoalan gizi untuk sementara, seperti yang kami lihat tadi, mulai dari distribusi hingga sampai di tempat masih aman. Tapi tetap harus ada kewaspadaan, terutama untuk mengantisipasi potensi keracunan seperti yang terjadi di daerah lain,” jelas Awaludin.
Ia menegaskan, Dinas Kesehatan bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait akan memperkuat pengawasan sanitasi dapur umum serta kualitas gizi makanan sebelum disalurkan ke sekolah-sekolah.
Dengan langkah pengawasan yang ketat, Pemerintah Kabupaten Buton Selatan berharap program MBG dapat berjalan optimal, aman, dan memberi manfaat nyata bagi peningkatan kualitas kesehatan generasi muda di daerah tersebut. (sr)