LAMANINDO.COM, BATAUGA – Sebanyak 1.582 peserta dari tingkat SD, SMP, serta para pembina Pramuka dari tujuh kecamatan di Kabupaten Buton Selatan mengikuti Kemah Budaya ke-5 Tahun 2025. Kegiatan ini berlangsung di Bumi Perkemahan La Ode Wiridi, Kelurahan Masiri, Kecamatan Batauga.
Kemah budaya tahun ini mengusung tema “Kompetitif, Edukatif, Ceria, dan Berbudaya” sebagai upaya menanamkan semangat persaingan sehat, nilai pendidikan, kegembiraan, serta kecintaan terhadap budaya lokal di kalangan generasi muda.
Kepala Dinas Kebudayaan Buton Selatan, La Ode Haerudin, mengatakan bahwa tema tersebut memiliki makna mendalam dalam pembinaan karakter peserta didik melalui kegiatan kepramukaan.
“Tema ini menggambarkan bagaimana peserta Pramuka harus bersaing secara positif, baik dari segi ketangkasan maupun pemahaman terhadap nilai-nilai kepramukaan. Itu bagian dari sifat kompetitif yang ingin kita bangun,” ujar Haerudin.
Ia menambahkan, aspek edukatif dalam kegiatan kemah budaya terlihat dari bagaimana para peserta belajar bekerja sama, memahami nilai gotong royong, dan saling menghargai.
“Edukasi yang muncul di sini luar biasa. Nilai gotong royong, kerja sama, dan saling memahami satu sama lain menjadi bagian penting dalam kegiatan ini. Tanpa semangat gotong royong, mustahil kegiatan sebesar ini bisa terlaksana,” jelasnya.
Selain itu, suasana ceria juga menjadi ciri khas dalam setiap kegiatan Pramuka. Para peserta diajak untuk meninggalkan rutinitas sehari-hari dan menikmati kebersamaan penuh semangat serta keceriaan.
“Anak-anak datang ke sini dengan semangat baru, berbagi pengalaman dan kebahagiaan. Itu bagian dari nilai ceria yang ingin kita tanamkan,” tambahnya.
Selama kegiatan berlangsung, peserta juga mengikuti berbagai jenis lomba dan permainan yang sebagian besar bertema tradisi serta budaya lokal. Mulai dari lomba seni, pakaian adat, permainan rakyat, hingga kegiatan kepramukaan yang dikemas dengan nuansa budaya khas Buton Selatan.
“Melalui kemah budaya ini, kita ingin memperkenalkan kembali nilai-nilai budaya Buton Selatan kepada generasi muda. Kalau bukan kita yang menjaga dan mewariskannya, siapa lagi?” tutur Haerudin.
Ia juga menegaskan, kolaborasi antar-gugus depan dan para pembina menjadi kunci keberhasilan kegiatan ini. Semangat gotong royong yang tumbuh dalam kegiatan Pramuka diharapkan terus menjadi fondasi bagi pelestarian budaya daerah.
“Budaya gotong royong itu poin penting yang ingin kita angkat. Kolaborasi antara pembina, peserta, dan seluruh panitia menunjukkan bahwa semangat kebersamaan masih hidup kuat di tengah generasi muda,” pungkasnya. (sr)