Penulis : Sarmin (Putra Siompu)
PULAU Siompu adalah sebuah dunia kecil yang dikelilingi laut biru, tempat matahari seakan lahir setiap pagi di balik bukit-bukit hijau yang berdiri tenang. Di pulau ini, kehidupan berjalan dengan ritme yang lembut—riuh angin laut, tawa anak-anak di tepi pantai, dan suara perahu nelayan yang memecah permukaan air. Pulau Siompu bukan hanya wilayah kecil dalam peta Kabupaten Buton Selatan; ia adalah rumah bagi cerita tentang masa kini dan harapan masa depan Busel.
Masyarakat Siompu hidup dengan cara yang telah diwariskan oleh leluhur mereka. Nilai adat, rasa persaudaraan, dan semangat gotong royong menjadi nafas keseharian. Tidak ada yang lebih kuat dari jalinan kebersamaan yang tumbuh di pulau ini. Rumah-rumah panggung yang berdiri rapi, teras-teras yang dihiasi senyum ramah, dan tradisi yang terus dijaga membuat Siompu terasa lebih dari sekadar pulau—ia adalah identitas, sebuah tempat dengan jiwa yang hangat.
Namun keindahan Siompu tak berhenti pada budayanya. Alamnya menyimpan pesona yang sulit dilupakan. Lautnya jernih, memantulkan cahaya seperti cermin yang memeluk langit. Pantai-pantainya menjadi saksi perjalanan panjang masyarakatnya, sementara bukit-bukit kecil menawarkan pemandangan yang membuat siapapun merasa dekat dengan ketenangan. Banyak yang percaya bahwa jika ada tempat yang mampu menyatukan keindahan alam dan kedamaian batin, maka Pulau Siompu adalah salah satunya.
Meski demikian, Siompu dan Buton Selatan tidak lepas dari tantangan. Jalan yang belum sempurna, akses transportasi yang masih terbatas, dan konektivitas digital yang belum merata membuat perkembangan wilayah ini berjalan perlahan. Para pemuda yang bersekolah jauh sering kali dihadapkan pada pilihan sulit antara kembali membangun daerah atau merantau mencari peluang. Lingkungan pun memerlukan perhatian serius—laut yang menjadi sumber kehidupan harus dijaga dari kerusakan, abrasi, dan sampah yang terus mengancam.
Namun di tengah semua itu, harapan justru tumbuh semakin kuat. Generasi muda Busel mulai bermunculan sebagai kekuatan baru. Mereka membawa pengetahuan, kreativitas, dan keinginan untuk melihat kampung halaman berkembang. Semakin banyak yang memahami bahwa masa depan Busel tidak hanya ditentukan oleh kebijakan pemerintah, tetapi juga oleh kerja sama masyarakat, semangat wirausaha, dan kecintaan anak muda terhadap tanah kelahiran.
Pulau Siompu memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak perubahan itu. Keindahan alam dan kekayaan budaya dapat menjadi daya tarik wisata yang menghidupkan ekonomi lokal jika dikelola secara bijak. UMKM berbasis hasil laut, kerajinan tradisional, dan kuliner setempat dapat berkembang menjadi kekuatan ekonomi kreatif. Kesadaran menjaga lingkungan juga semakin tumbuh, memberikan keyakinan bahwa pembangunan dan pelestarian alam bisa berjalan berdampingan.
Masa depan Busel bukanlah mimpi yang jauh. Ia sedang bertunas dari semangat masyarakat Siompu yang menjaga adatnya, dari tangan-tangan kreatif anak muda yang ingin berbuat lebih, dan dari keindahan alam yang terus memanggil perhatian dunia luar. Siompu mengajarkan bahwa sebuah pulau kecil dapat memiliki impian yang besar, dan bahwa harapan tidak lahir dari kemewahan, tetapi dari cinta pada tanah di mana seseorang dilahirkan.
Pada akhirnya, Pulau Siompu adalah simbol perjalanan panjang menuju masa depan Busel yang lebih cerah. Ia mengingatkan bahwa pembangunan bukan hanya tentang bangunan tinggi atau jalan lebar, tetapi tentang menjaga warisan, merawat alam, dan membuka ruang bagi generasi baru untuk bermimpi. Ombak yang datang silih berganti di pantai Siompu seakan membawa pesan: bahwa masa depan Buton Selatan akan semakin kuat jika masyarakatnya terus bersatu, bangga, dan percaya pada potensi daerahnya sendiri. (*)