LAMANINDO.COM, BAUBAU– Lahan pertanian di wilayah Kota Baubau hanya sekitar 1300 hektar. Untuk menjadi benteng ketahanan pangan memang sangat kecil, namun jika dikelola secara maksimal diyakini akan mampu membawa kesejahteraan bagi masyarakat, khususnya petani.
Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan pemanfataan lahan 1300 hektar ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau melalui Dinas Pertanian membangun kerja sama dengan Bank Indonesia (BI) dan dipandu tenaga ahli. Kerja sama yang dibangun adalah bagaimana mengintervensi sisi pertanian Baubau dengan lahan yang terbatas namun mempunyai produktivitas tinggi dengan biaya rendah.
“Dengan biaya rendah dan penggunaan konten lokal, dimana barang yang selama ini terbuang percuma dan nilainya nol, sekarang ini telah menjadi manfaat. Kalau istilah ekonominya margin, dimana yang tadinya mungkin selisih antara biaya produksi dengan keuntungan penjualan itu cuma Rp 2 ribu misalnya, maka dengan adanya intervensi ini terbuka lebar menjadi Rp 10 ribu. Artinya, ada Rp 8 ribu tambahan. Nah inilah mungkin yang jadi harapan bersama bahwa melalui intervensi teknologi yang ramah lingkungan akan memberikan manfaat besar buat petani-petani Baubau. Nah kalau petani kita sejahtera saya kira Indonesia juga akan baik. Kota kita juga akan baik,” demikian diungkapkan Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Monianse saat membuka pelatihan yang diinisiasi BI di kawasan pertanian Ngkaring-Ngkaring, Kecamatan Bungi, pada Senin (20/6/2022).
Monianse menambahkan, berbicara tentang ekofarming, dengan tidak membeda-bedakan suku bangsa, tetapi menurutnya, suku Bali lah yang paling memahami. Dengan keyakinan Tri Katarana memberikan pelajaran bagaimana hubungan manusia dengan Tuhan, kemudian manusia dengan lingkungan. Dan ekofarming adalah salah satu bentuk implementasi dari bagaimana hubungan yang baik antara manusia dengan lingkungan.
“Kalau kita bicara Ekofarming, mestinya kita harus belajar dengan orang Bali. Sehingga kemudian mengapa pilihan kita di Ngkaring-Ngkaring? Karena kita sangat berharap program ini akan berhasil. Program ini tidak boleh gagal karena dari sinilah kita belajar dan akan menularkan. Karena itu, mari kita dukung bersama pelatihan-pelatihan ini dan kita implementasikan kemudian kita akan dedikasikan atau tularkan kepada teman-teman yang lain,” ujar Monianse.
Orang nomor 1 di Kota Baubau itu juga mengungkapkan, bahwa dua hari terakhir ini wilayah Baubau diguyur hujan dan bahkan sebagian wilayah dilanda banjir. Kondisi ini benar-benar menjadi ancaman buat sektor pertanian. Namun demikian, tidak bisa pula pungkiri bahwa kejadian ini akibat dari kebijakan beberapa tahun-tahun sebelumnya. Dan seiring dengan melemahnya sistim keuangan di dalam hal perbaikan sarana dan prasarana pertanian, tetapi ada tekanan yang lebih besar sebagai dampak kebijakan yang diambil untuk pembukaan lahan pertambangan.
“Alhamdulillah, kurang lebih 2 bulan lalu Pemerintah Pusat sudah mencabut izin pertambangan sehingga tidak ada lagi pertambangan di Baubau. Salah satu tekanannya adalah mengutamakan pertanian dari pada pertambangan. Pertambangan itu anugerah Tuhan, tapi belum akan dikelola hari ini kalau masih ada potensi dari daerah kita untuk kita kelola untuk kesejahteraan, maka kita kelola dulu yang itu. Karena sebagai hubungan kita dengan lingkungan, kalau kita ke tambang kita bisa belajar dari tempat lain. Sejahtera pertambangan hanya sejahtera di tingkatan para pemain pertambangan, tapi tidak berdampak pada masyarakatnya. Sehingga pilihan Kota Baubau untuk lebih memilih penguatan pertanian dari pada pertambangan saya kira sudah pilihan tepat,” paparnya.
Tidak hanya itu, Monianse juga mengaku telah melakukan konfirmasi di pemerintah pusat tentang reklamasi wilayah pertambangan. Sebab, satu sisi perbaikan di tingkatan hulu dan hilir itu harus dilakukan. “Jadi di gunung diperbaiki. Kemudian dari infrastruktur, karena infrastruktur pertanian ada beberapa dinas yang terkait, ada tersier, sekunder dimana masing-masing ada perannya seperti Dinas PU. Sehingga program untuk tetap menjadikan pertanian walaupun dengan lahan yang minim tetap akan dilakukan untuk menjadi benteng pertahanan pangan di Baubau yang apabila dikelola dengan baik dan dimanfaatkan sebaik mungkin potensi supaya pertumbuhan perekonomian dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tukasnya. (adm)