LAMANINDO.COM, BUSEL– Perjuangan kontingen Kabupaten Buton Selatan (Busel) untuk menjadi yang terbaik di Pawai Ta’ruf dalam pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-29 tingkat Provinsi Sultra membuahkan hasil. Betapa tidak, meski diguyur hujan lebat tak menghentikan langkah dan semangat kontingen Bumi Gajah Mada itu dalam melangkahkan kaki hingga ke titik akhir lintasan pawai.
Atas kegigihan itu, akhirnya tim juri yang beranggotakan Herawati Mukhlisi, Nurhayati Marzuki, Masura Ilaladamai, Andi Sultan Bakri, Nurhayati R Toar, Aniantin SA dan Leonardo Silato mengganjar Buton Selatan dengan juara pertama Pawai Ta’ruf MTQ Sultra 2022 pada kategori kafilah. Dimana, Buton Selatan berhasil meraih 3.150 poin unggul tipis dari Kabupaten Buton Utara dan Kabupaten Konawe yang hanya mampu menngumpulkan poin masing-masing 3.100 dan 3.000 poin.
Bj. Bupati Buton Selatan, La Ode Budiman melalui Asisten I Setda Buton Selatan, Zainal menuturkan, capaian Kabupaten Buton Selatan untuk menjadi yang terbaik dalam ajang pawai Ta’ruf MTQ ke-29 tingkat Provinsi Sultra merupakan jawaban atas kerjasama dan kerja keras seluruh pihak. Terlebih, Pemerintah Kabupaten Buton Selatan di tangan La Ode Budiman sebagai Pj. Bupati menginstruksikan untuk selalu tampil prima dalam setiap kontestasi yang diikuti.
“Apa yang kami tampilkan dalam karnaval Budaya jelang pembukaan MTQ ke-29 Sultra 2022 ini tidak terlepas dari arahan dan petunjuk Bapak Penjabat Bupati Buton Selatan, La Ode Budiman dan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Buton Selatan, Yuniar Budiman. Alhamdulillah Kabupaten Buton Selatan berhasil keluar sebagai yang terbaik mengungguli 17 kabupaten/kota di Sultra,” tuturnya.
Pihaknya meyakini sejak awal kalau Kabupaten Buton Selatan akan keluar menjadi yang terbaik di Pawai Ta’ruf itu. Terlebih, seluruh pejabat lingkup Pemerintah Kabupaten Buton Selatan turut serta mengikuti pawai dengan mengenakan pakaian adat Buton Selatan.
“Kabupaten Buton Selatan sangat menghargai, menghormati dan patuh atas apa yang telah diamanatkan oleh Gubernur Sultra Ali Mazi untuk kesertaan dalam pawai. Dan amanat itu kita tindak lanjuti dengan menampilkan yang terbaik dalam balutan kebersamaan, sangat persatuan dan kesatuan sebagai bentuk komitmen Pemerintah Kabupaten Buton Selatan,” ujarnya.
Sebelumnya, Pj. Bupati Buton Selatan, La Ode Budiman menjelaskan, dalam pawai Ta’ruf MTQ ke-29 Sultra, Kabupaten Buton Selatan mengusung tema Pelayaran Zuhud Asabhangka Asarope Labu Wana Labu Rope. Dimana budaya asabhangka asarope merupakan spirit kebersamaan dalam balutan satu kata, satu sikap dan satu tindakan untuk mencapai tujuan bersama. Apapun tantangan pelayaran, solidaritas akan tercipta karena kesamaan tujuan, bukan semata- mata kesamaan asal daerah.
“Pemerintah Kabupaten Buton Selatan menempatkan miniatur bhangka (perahu tradisional) sebagai ikon dalam perhelatan MTQ ini. Dimana, komitmen ini dibangun merupakan gambaran bagi masyarakat Buton Selatan seburuk apapun cuaca tidak menyurutkan niat untuk berlayar dalam mengarungi samudra,” jelasnya.
Selain bhangka, pihaknya juga menempatkan miniatur Masjid Zaetul Mu’minina sebagai masjid tertua di Sulawesi Tenggara yang berada di Desa Wawoangi
Kecamatan Sampolawa. Masjid tersebut dibangun pada tahun 1527 M, oleh Syaikh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman al-Fathani.
“Selain tak kenal lelah dalam memperjuangkan apa yang menjadi cita-cita bersama, masyarakat Buton Selatan juga tentunya memiliki keimanan yang cukup tinggi. Olehnya itu kami menjadikan Masjid Zaetul Mu’minina sebagai salah satu ikon dalam perhelatan MTQ ke-29 tingkat Provinsi Sultra,” tutupnya. (adm)