LAMANINDO.COM, BAUBAU- Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Betoambari Baubau menawarkan solusi kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau untuk mengatasi inflasi yang disumbang dari kenaikan harga tiket pesawat.
Kepala UPBU Betombari Baubau, Anas Labakara mengungkapkan, solusinya dengan melakukan intervensi harga tiket pesawat menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
Hanya saja diungkapkan, intervensi harga tiket pesawat harus menggunakan pola promosi pariwisata daerah, bukan subsidi.
Karena rute penerbangan di Baubau kata Anas, sudah komersil serta tidak masuk daerah terluar dan terpencil.
“Kalau memakai format subsidi, kita berbenturan, karena subsidi untuk daerah terluar, terpencil sedangkan Baubau bukan daerah terpencil dan sudah ada rute komersil, jadi tidak boleh mata anggaran subsidi, sehingga yang memungkinkan menurut kami dengan intervensi harga memakai pola promosi parawisata,” jelas Anas, Selasa (21/11/2023).
Menurut pria yang pernah menjabat Kepala UPBU Selayar ini, jika Pemkot memilih solusi itu, tidak mesti semua tiket penumpang diintervensi. Misalnya, cukup 20 orang dari kapasitas 72 seat pesawat. Kemudian, jika harga tiket sekarang rute Baubau – Makassar berkisar Rp1,6 juta, bisa diintervensi misalnya jadi Rp1 juta.
“Jadi satu kali saja dulu (intervensinya-red) untuk trigger (pemicu) , tapi semua tergantung pemerintah daerah. Kami Bandara menerima dan operasional kami buka mulai jam 6 pagi sampai sore,” tuturnya.
Menurut Anas, intervensi harga tiket paling efektif dan mudah ketimbang mendatangkan maskapai lain untuk menurunkan harga tiket pesawat yang beroperasi sekarang ini yakni Wings Air.
“Kalau mendatangkan (maskapai) lain, butuh waktu, mulai dari mencari airline apa ? terus dilihat lagi ketersediaan pesawat per area. Apalagi contoh di daerah Sulawesi, kalau tujuan ke Makassar yang ready untuk (pesawat) ATR 72 hanya Wings Air,” ujar pria yang juga pernah menjabat Kepala Badara Toraja ini.
Karena itu menurutnya, cara paling cepat dan mudah untuk menurunkan harga tiket pesawat dengan melakukan intervensi harga.
Sebagai tambahan Anas menjelaskan, penentu harga tiket pesawat sangat dipengaruhi oleh tiga faktor utama yakni efek dollar, kenaikan avtur serta pajak impor suku cadang.
Sedangkan faktor penentu harga tiket dari penarikan Pendapatan Negara Bukan Pajak(PNBP) oleh pihak Bandara jelas Anas, tidak terlalu memberi efek karena tarifnya sangat kecil berkisar Rp20 ribu tiap penumpang.
“Makanya tiket sekarang dengan tiga penentu utama ini sekarang harganya naik gila-gilaan. Dan kami dari Bandara tidak bisa mengendalikan itu karena biaya penentu kami terhadap harga tiket murah sekali,” pungkasnya.(**)