LAMANINDO.COM, BAUBAU- Kepala BPS Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Agnes Widiastuti mengatakan sektor pertanian di Sulawesi Tenggara masih diperhadapkan dengan sejumlah tantangan. Data ini dapat dilihat pada hasil kegiatan Sensus Pertanian (ST) 2023.
Diantaranya adalah masalah produktivitas dan tingkat efisiensi yang relatif rendah, tingkat adopsi teknologi yang belum memadai, kepemilikan lahan yang sempit dan terfragmentasi, serta infrastruktur dan logistik yang belum memadai.
“Selain itu kualitas pangan yang rendah, ketergantungan pada pupuk kimia dan pestisida secara berlebihan, masalah kesejahteraan petani, dampak perubahan iklim, dan sejumlah masalah lainnya,” katanya saat Rakorda ST 2023 se-Sultra di Kota Baubau, Kamis (7/12/2023).
Olehnya itu transformasi sistem pangan dan pertanian untuk lebih inovatif, berdaya saing, tangguh dan berkelanjutan adalah kunci untuk mengatasi tantangan tersebut. Sehingga visi Indonesia Emas 2045 negara nusantara berdaulat, maju dan berkelanjutan dapat terwujud.
Hal ini pun dipertegas oleh Pj Wali Kota Baubau, Dr Muh Rasman Manafi yang juga hadir sekaligus membuka Rakorda. Menurutnya, tantangan pembangunan pertanian di Sulawesi Tenggara kurang lebih sama dengan di tingkat Nasional. Namun secara spesifik di Sultra lebih pada isu regenerasi petani.
“Kita sangat merasakan. Apalagi Kota Baubau yang bergerak di sektor primer, sekunder, bahkan tersier, pertanian dalam arti luas yang bekerja di wilayah ini mengalami transformasi,” ujarnya.
Sehingga menurutnya tambah Rasman, diperlukan adanya adopsi teknologi, adopsi pengetahuan untuk mendorong pengembangan pertanian dalam arti yang luas di Kota Baubau.(**)