LAMANINDO.COM, KENDARI- Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara kembali mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi di daerah yang setiap minggunya melalui Zoom Meeting yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri (Mendagri RI) bertempat di Aula Rumah Jabatan Gubernur Sultra, Senin, (23/10/2023).
Jajaran Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara yakni Kadis Perindustrian dan Perdagangan Sultra Hj. Sitti Saleha, Dandim 1417/Kendari Kolonel (Czi) Bintarto J.Y, Kadis Kominfo Sultra diwakili Kabid TIK Sultan, Sekretaris Dinas ESDM Sultra Ridwan Botji, BPS Sultra, Kasubdit Indagsi Polda Sultra, Perwakilan Bulog, Kadin, Karatina Pertanian Kendari serta Pejabat terkait.
Inspektur Jenderal (Irjen) Kemendagri RI Tomsi Tohir menjelaskan, ada 10 daerah dengan tingkat inflasi yang cukup tinggi di Indonesia saat ini yakni Provinsi Bangka Belitung dengan inflasi tertinggi 3,55 persen, Sulawesi Tenggara 3,46 persen, Malut 3,34 persen.
Selanjutnya DI Yogyakarta 3,30 persen, Maluku 3,1 persen, Kaltim 3,07 persen, Jatim 3,01 persen, Kalsel 2,72 persen, Pabar 2,69 persen dan Jateng 2,49 persen dan 10 provinsi yang angka inflasinya terbaik/rendah di Indonesia yakni Gorontalo, Sulut, Sulbar, Papua, Jambi, Aceh, Kalteng, DKI Jakarta, Sumbar dan Riau.
Sedangkan 10 Kota Tertinggi Inflasi yakni Tual, Baubau, Sibolga, Ternate, Yogyakarta, Kendari, Probolinggo, Surabaya, Samarinda dan Cirebon.
“Agar dicek di masing-masing daerahnya berkaitan dengan kenaikan harga gula pasir, beras, cabai rawit, cabai merah dan daging ayam ras, ini 5 komoditas yang naiknya tinggi dikab/kota di Indonesia ’’ jelasnya
Sementara itu, Kadis Perdagangan Sultra Sitti Saleha menyampaikan dari hasil Rakor inflasi, ada beberapa komoditi yang masih naik terkait beras dan meminta untuk mencari solusi agar komoditi-komoditi ini setiap saat bergerak naik terutama beras.
”Sehingga menjadi tugas dan tanggungjawab kita semua untuk melakukan pengawasan serta langkah-langkah strategis untuk pengendalian inflasi tersebut,” Ujar Sitti Saleha.(adm)