LAMANINDO.COM, BAUBAU– Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Monianse mengukukuhkan secara resmi pengurus masjid Agung Jami’atus Shalihin periode 2023-2026 Jumat (17/2/2023) yang bertepatan denga peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1444 H/2023.
Menurut Monianse, pemaknaan Isra Mi’raj lebih menekankan ibadah sosial (Isra) dan ibadah kepada Allah SWT (Mi’raj). Oleh karena itu, apa yang ditekankan dari peringatan ini dapat membangkitkan semangat pengurus baru dalam menjaga keutuhan organisasi hablum minannas melalui kebersamaan, kekompakan dan pengelolaan manajemen yang baik. Sebab dengan demikian maka kepengurusan ini akan mampu menjadikan masjid sebagai tempat beribadah yang khusyuk. Pihaknya meyakini bahwa dengan pengalaman yang dimiliki, ketua pengurus didampingi oleh orang- orang pilihan akan mampu mengemban amanah ini menjadi lebih baik.
Lebih lanjut dikatakan, peristiwa Isra Mi’raj merupakan napak tilas budaya, dimana Allah Subhanah Wataalah menunjukan kepada Nabi Muhammad peristiwa sejarah masa lampau yang pernah terjadi di muka bumi. Potret budaya masa lampau tersebut disajikan untuk meyakinkan umat islam bahwa apa yang pernah dibawa oleh nabi-nabi sebelum Muhammad SAW adalah benar adanya, yaitu membawa risalah yang mensejahterakan dan menyelamatkan umat manusia baik didunia maupun akhirat. Sehingga, itulah pentingnya mengetahui sejarah dan tidak salah dalam memaknainya. Baubau yang dihuni saat ini pun dalam sejarahnya juga memiliki budaya unik dan religius. Falsafah budaya yang merupakan buah karya leluhur sifatnya universal dengan kandungan makna yang komprehensif.
“Itulah sara patanguna. Dalam falsafah budaya telah diatur tatanan kehidupan bermasyarakat yang lebih mengedepankan kebersamaan, saling menghormati, saling menghargai dan saling menyayangi. Tanpa memandang perbedaan suku, etnis dan agama. Diajarkan pula cara memaknai perbedaan sebagai kekuatan untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan serta menjaga ketahanan bangsa,” katanya.
La Ode Ahmad Monianse berharap dapat memetik hikmah yang terkandung dalam peristiwa Isra Mi’raj untuk diaktualisasikan dalam kehidupan masa kini. Inti sarinya adalah mendirikan shalat yang akan memperkuat iman dan taqwa, sebagai dasar pengembangan sumber daya manusia yang lebih berkualitas. Kemudian, dalam melaksanakan pembangunan dibutuhkan persatuan dan kesatuan yang kokoh, Bukan hanya dalam retorika, tetapi persatuan yang aktif mengobarkan semangat kebersamaan.
Dikatakan Monianse, Shalat mengajarkan indahnya ibadah kebersamaan. Nilai kebersamaan itu terpancar dari ucapan, gerak hati, fikiran dan tindakan yang mengikuti imam sebagai pemimpin shalat. Jika imam salah maka ma’mun menegur dengan bahasa santun dan beretika. Ajaran kepatutan inilah yang harus terilhami pada diri setiap umat islam. Jika terjadi perbedaan pendapat, hendaknya disikapi dengan bijak tanpa diikuti dengan keretakan hubungan sosial. Sebab perbedaan adalah bagian dari dinamika yang akan memperkaya wawasan pengetahuan. (red)