LAMANINDO.COM, KENDARI- Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Ali Mazi menghadiri peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Tahun 2022 di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sultra, Selasa (26 April 2022). Acara ini digelar di masing-masing kantor BPBD se-Indonesia.
Peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana tahun ini mengambil tema “Keluarga Tangguh Bencana Pilar Bangsa Menghadapi Bencana”.
Turut hadir sejumlah pejabat lingkup Pemprov Sultra, antara lain Pj. Sekda Sultra, Asrun Lio dan Kepala BPBD Sultra, Muhammad Yusuf. Dari unsur Forkopimda, antara lain perwakilan Kapolda Sultra, perwakilan Kejaksaan Tinggi Sultra, dan perwakilan Korem 143 Halu Oleo.
Sedangkan lembaga vertikal hadir perwakilan dari Badan Narkotika Nasional, serta lembaga TNI seperti Lanal Kendari dan Lanud Halu Oleo.
Dikatakan, Hari Kesiapsiagaan Bencana adalah momentum penting yang diselenggarakan setiap tanggal 26 April setiap tahunnya, selaras dengan nafas UU Nomor 24 Tahun 2007.
“Hari Kesiapsiagaan Bencana bukan sekadar kegiatan seremoni, tetapi mengedepankan aksi nyata dengan target nyata meningkatkan kesadaran keluarga yang tangguh menghadapi bencana,” ujar Gubernur Ali Mazi membacakan sambutan dan arahan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Suharyanto.
Indonesia bukan saja rawan bencana alam karena letak geografis serta faktor “Ring of Life”, tetapi juga rawan bencana non alam. Ada bencana yang memiliki siklus tahunan 10 tahun, 100 tahunan, dan ribuan tahun. Sebagai contoh, gempa tsunami di Aceh, gempa dan tsunami di pantai barat Sumatera dan di Palu.
“Setiap daerah di tanah air pada dasarnya memiliki jenis dan tingkat ancaman bencana yang berbeda, karena itu setiap keluarga harus memahami potensi bencana yang ada di tempat tinggalnya. Setiap keluarga harus mendapatkan edukasi kebencanaan agar tercipta keluarga tangguh bencana sebagai pilar menghadapi bencana,” lanjutnya.
Tingkat pemahaman keluarga terhadap potensi bencana yang ada di wilayah harus dibarengi kegiatan mitigasi, karena latihan-latihan evakuasi menjadi sangat penting. Pemahaman evakuasi yang baik akan meminimalisir jatuhnya korban. Dengan kata lain, kegagalan proses evakuasi kerena kurangnya pemahaman adakalanya menjadi faktor utama jatuhnya korban dalam peristiwa bencana alam.
Data kependudukan 2021 mencatat sekitar 86,5 juta kartu keluarga yang tersebar di seluruh pelosok. Latihan kesiapsiagaan bencana menjadi sesuatu yang rutin, sesuai kebutuhan keluarga di masing-masing daerah. Sehingga perlu ada kolaborasi dengan para pihak agar tercipta keluarga Indonesia yang tangguh dalam menghadapi bencana. (adm)