Lansia di Baubau Sulap Ban Bekas Jadi ‘Cuan’

0
392
Pak Muslimin pengrajin ban bekas di kota baubau

LAMANINDO.COM, BAUBAU- Dibengkel ban jalan Gajah Mada Kelurahan Wajo Kota Baubau Sulawesi Tenggara (Sultra) inilah Pak Muslimin menghabiskan waktu luangnya membuat aneka kerajinan dari ban bekas.

Lansia produktif ini menyulap seluruh Ban bekas truk dan motor menjadi berbagai furniture rumah tangga seperti kursi, tempat sampah hingga pot bunga bernilai jual tinggi.

Hampir tiga dasawarsa bapak enam anak ini hanya menggeluti usaha tambal ban. Namun sejak tiga tahun lalu melihat banyaknya sampah ban berserakan di bengkel kerjanya munculah ide kreatif mengolahnya menjadi ‘cuan’.

Awalnya Ia hanya memproduksi tempat sampah. Namun karena banyaknya peminat kursi dan pot bunga, pak Muslimin pun bergerak membuat design lain sesuai permintaan konsumen.

Hebatnya lagi, Muslimin bekerja sendiri tanpa karyawan dan peralatan modern saat memproduksi produknya.

Pak Muslimin bahkan pelopor pengrajin ban bekas di kota Baubau. Bahkan perintis usaha tambal ban pertama di negeri seribu banteng sebelum Ia menikah 25 tahun silam.

Berbekal peralatan seadanya seperti parang, palu dan cat. Seluruh ban truk yang begitu tebal bahkan jadi sarang nyamuk malah berubah menjadi kursi yang sangat empuk untuk bersantai ria. Tak tanggung-tanggung omsetnya dalam sebulan yang bisa Ia Kantongi hingga Rp 6 jutaan.

Untuk memproduksi satu set kursi bisa menghabiskan waktu 4 – 7 hari tergantung tingkat kerumitan kursinya, sementara yang paling singkat dan sederhana adalah tempat sampah.

“Kalau ada yang bantu untuk satu set kursi bisa selesai 2-3 hari, khusus tong sampah model buah naga memang buatnya agak rumit, untuk warna dan modelnya sesuai permintaan pembeli,” tandasnya.

Harga yang ditawarkan pun murah meriah, untuk tempat sampah dibanderol mulai 150 ribu sementara satu set kursi lengkap dengan meja mulai Rp 1,8 juta – Rp 2,5 juta.

Hasil karya pak Muslimin tidak saja dinikmati masyarakat local, namun pangsa pasarnya telah menyebar ke kota kendari hingga kabupaten Bombana untuk pemesanan tempat sampah dan pot bunga.

Dikatakan Muslimin, keunggulan hasil daur ulangnya tahan lama juga anti rayap. Disisi lain ban bekas cukup tahan cuaca sepanjang masa, disamping itu pot bunga dari ban bekas diklaim menyuburkan tanaman.

Sepanjang usahanya berjalan Muslimin pernah menerima bantuan KUBE berupa peralatan bernilai belasan juta untuk memajukan usahanya.

Selanjutnya impian yang belum terjabbah yakni bangsal untuk tempat produksi aneka kerajinan ban bekas yang lebih representative dan dapat menjadi media pembelajaran bagi pemuda-pemudi pra kerja untuk memperoleh keterampilan.

“Inginnya saya ilmu yang saya miliki ini juga bisa diwariskan ke generasi lainnya khususnya mereka yang menganggur, saya siap latih,” harapnya.

Ia berharap kerajinannya khusunya pot bunga dan tempat sampah di gunakan di sekolah-sekolah dan perkantoran di kota baubau, Selain tahan lama dan ramah lingkungan, menurutnya penggunaan anggaran untuk barang tersebut tidak akan berulang.(**)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini